PETA PAROKI MARIA FATIMA BANGKALAN


1.      Lingkungan dalam kota : AREA LINGK SANTO PETRUS
2.      Lingkungan dalam kota : AREA LINGK SANTO PAULUS
3.      Stasi Luar Kota : AREA STASI TANJUNG BUMI (Maria Regina Pacis)
4.      Stasi Luar Kota : AREA STASI TELANG (Maria Immaculata)
5.      Stasi Luar Kota : AREA STASI BATUPORON (Maria Rosa Mistika)

Pemetaan Umat tersebar di seluruh wilayah kabupaten Bangkalan dan terbagi dalam:


1.      lingkungan dalam kota : AREA LINGK SANTO PETRUS
   Jumlah KK  :65 Keluarga
   Jumlah jiwa : 187 jiwa
   Ketua Lingkungan : IRAWATI MULYADI
   Sekretaris : Ria Andriana
   Bendahara : Kimiati                 
Seksi Liturgi : Natalia



2.      lingkungan dalam kota : AREA LINGK SANTO PAULUS
Jumlah KK  : Keluarga
Jumlah jiwa :  jiwa










3.      Stasi Luar Kota : AREA STASI TANJUNG BUMI (Maria Regina Pacis)
Jumlah KK  :10 Keluarga
Jumlah jiwa : 24 jiwa
Ketua Stasi :Yoh.Tony Budianto
Sekretaris :
Bendahara :






4.      Stasi Luar Kota : AREA STASI TELANG (Maria Immaculata)
Jumlah KK  : 22 Keluarga
Jumlah jiwa : 56 jiwa
Ketua Stasi : Yohanes Willem Mulawanto
Sekretaris : Ag.Hari Purnomo
Bendahara : Kristina          
                            
Sejarah Stasi Telang (Maria Immaculata)

Ketika kita melintas di jalan raya kamal-bangkalan di sisi  jalan, lebih tepatnya di desa telang tampak suatu kapel kecil dan sederhana bernama kapel maria immaculatta, dan umat tersebar di berbagai tempat seperti di perumahan telang dan perumnas kamal yang masuk dalam kecamatan kamal, kehidupan warga katolik di stasi ini sangat guyub dan akrab meskipun jemaatnya sedikit dan banyak juga kegiatan yang di lakukan seperti : doa lingkungan, latihan koor, dan doa doa rosario yang bergiliran dari rumah kerumah.
Melihat kenyataan bahwa jemaat nya sedikit dan perlu juga ada pemeliharaan dan perawatan kapel tersebut, kita tidak lepas dari peran aktif 2 tokoh katolik yaitu bapak Andreas Slamet (Purn TNI-AL) dan Bapak Rafael Sugiyo (Pensiunan P.T Kereta Api Indonesia) yang secara rutin membersihkan kapel , memangkas rumput, membenahi atap yang bocor, dan menyiapkan perlengkapan misa setiap minggunya.
 Sesuai penjelasan dari bapak Andreas Slamet untuk stasi telang sudah beroperasi sejak tanggal 5 Oktober 1986 yang lingkungan nya masih sepi dan jauh dari keramaian dan masih banyak tumbuh semak belukar dan belum tertata rapi karena lokasi kapel berada di tengah sawah.
Akhirnya pejabat setempat memberi perhatian kepada umat katolik di telang untuk bisa membangun tempat ibadah yang layak dan sebagai jawaban atas adanya kerinduan umat katholik utk memiliki tempat beribadah yang tdk terlalu jauh. Alasan lain karena umat katolik ketika kebaktian atau misa di lakukan dari rumah ke rumah sehingga ingin adanya tempat ibadah sendiri.
Meskipun Di tengah tengah masyarakat muslim yang mayoritas akan tetapi hubungan kami dengan masyarakat sekitar gereja dengan pemerintah cukup baik, sehingga untuk melakukan pengurusan ijin pembangunan gereja tidak ada masalah.
Di daerah desa telang sepertinya ingin menjadikan tempat percontohan kehidupan toleransi umat beragama. Karena di sisi utara ada bangunan masjid. Di sebelahnya ada bangunan gereja katolik dan sampingnya gereja Kristen protestan (GKJW) jadi memang pejabat pemerintah daerah setempat memang peduli terhadap kehidupan umat beragama.
Permaret 2007 jumlah jemaat di stasi telang semakin bertambah, mencapai 17 KK (Kepala Keluarga) dan terdiri dari asal dan suku yang berbeda seperti dari Jawa, Sumatera, Tionghoa, Flores, dan sejak di pimpin oleh romo eli heri harianto o’carm, untuk mempererat persaudaraan semua umat maka khusus untuk perayaan hari besar seperti hari Natal dan Pekan Suci Paskah maka misa di pusatkan di paroki bangkalan, Dan untuk jadwal misa di kapel maria immaculata di hari minggu pertama dan ketiga setiap jam 09.00 wib dan selain itu di gunakan sebagai tempat untuk mengadakan doa jalan salib dan doa doa lainnya.
Sesuai dengan rencana pada tanggal 13 Oktober 2014 di lakukan proses pemugaran kapel karena sudah sejak 15 tahun belum ada renovasi sama sekali, kon-disi kapel sudah rusak parah dan sudah tidak layak di gunakan sebagai tempat ibadah dan tidak mencukupi untuk menampung umat untuk beribadah sehing-ga diperlukan sedikit perluasan sehingga dapat memberi rasa nyaman bagi umat yang beribadah.

Saat ini Kapel maria immaculatta sudah selesai di renovasi dan syukur kepada Tuhan berjalan dengan lancar dan saat ini semakin sering di gunakan untuk berbagai ibadah seperti Misa adorasi yang di adakan setiap hari kamis bulan pertama.

5.      Stasi Luar Kota : AREA STASI BATUPORON (Maria Rosa Mistika)
Lokasi : Komplek TNI-AL Batuporon
Perijinan Bangunan : Gedung Balai RW III Jalagatra
Nama Stasi : Stasi Batuporon Maria Rosa Mistika
Nama Pelindung: Santa Maria Rosa Mistika

Data Umat :
 Jumlah KK  :15 Keluarga
 Jumlah jiwa : 38 jiwa
 Ketua Stasi : Willy Brordus Dwiyono
 Wakil Ketua Stasi : Antonius Jaka Purwanto
 Sekretaris : Catharina Endah K
 Bendahara : Fransisca Romana Daminah

Sejarah Stasi batuporon (maria rosa mistika)

Banyak masyarakat umum khususnya orang di luar madura yang beranggapan dan terkadang tidak percaya kalo ada orang yang beragama katholik dan tidak di sangka kita juga bagian di dalamnya dan Melihat dari kenyataan yang ada bahwa memang berkat hidup kita juga di pulau madura, yang kita percaya bahwa meskipun minoritas tetap kita percaya ada maksud dan rencana tuhan bagi kita untuk menjadi garam dan terang dunia , agar setidaknya dari mayoritas 99,99% penduduk di madura beragama islam. Setidaknya ada  bagian kecil  karya Tuhan di Madura yang sangat berarti untuk di kembangkan.
Terutama kami yang berada di lingkungan basis TNI-AL yang juga mayoritas beragama islam dan ada juga beragama Kristen protestan dan hindu, yang sampai sekarang kehidupan antar umat beragama tumbuh dengan rasa toleransi dan kebersamaan. umat yang beragama katolik kebanyakan bekerja sebagai anggota TNI-AL dan PNS (Pegawai Negeri Sipil) di lingkungan Lanal dan Arsenal batuporon.
Di lingkungan komplek TNI-AL sama halnya dengan kehidupan umat di stasi telang, memang minoritas kehidupan warga katolik di stasi ini tapi sangat guyub dan akrab meskipun jemaatnya sedikit dan banyak juga kegiatan yang di lakukan seperti : doa lingkungan, latihan koor, dan doa keluarga, doa rosario yang bergiliran dari rumah ke rumah, pernah pada tahun 1989 secara rutin di adakan sekolah minggu dengan pengajar ibu MM. hesmurdatin selama 3 tahun karena di usulkan oleh romo Ath. SOEBONOKAMDI, Pr untuk memberikan pelajaran katolik bagi siswa SD(Sekolah Dasar) di stasi batuporon.
Sejak tahun 1984 dengan romo paroki Ath. SOEBONOKAMDI, Pr sudah di adakan misa tapi bukan di kapel dan gereja tapi menggunakan rumah warga yaitu rumah bapak Poerwadi di jalan basis TNI-AL Baturubuh, Meskipun Tempatnya sempit dan sederhana tapi umat tetap bersemangat dan hidup rukun itu pun harus minta ijin kepada warga setempat untuk menggunakan rumah tersebut sebagai tempat ibadah sementara, di karenakan sudah cukup lamanya rumah bapak Poerwadi di jadikan tempat ibadah sementara dan agar tidak terjadi gesekan antar umat agama yang lain maka sejak tahun 1999 dengan  Romo ASP Poespowardojo OCarm maka di adakan misa keliling warga dari rumah ke rumah.
Dalam hal kegiatan dan kaitan nya dengan kehidupan antar umat beragama Pada saat romo parokinya romo poespo dan romo eli , sering ada undangan dari kabupaten dan provinsi dan biasanya romo paroki mendelegasikan ke mudika untuk mengikuti acara forum komunikasi antar umat beragama, yang biasanya di fasilitasi oleh bagian keagamaan di tingkat kabupaten dan tingkat provinsi, yang intinya untuk mengajak semua pemuda untuk saling menghargai, menghormati dan saling bekerja sama tanpa memandang perbedaan sehingga tercipta persaudaraan dan perdamaian di Indonesia.

Seiring nya waktu berjalan di rasa kalo misa keliling antar rumah ke rumah kurang efisien maka pada tahun 2000 warga katolik di stasi batuporon mengajukan ijin kepada Ketua RW III dan tembusan ke Komandan Lanal Batuporon dan ijin pun di setujui untuk penempatan bangunan balai RW III Jalagatra dan sampai sekarang tempat tersebut masih digunakan sebagai tempat misa di hari minggu kedua dan keempat setiap jam 09.00 WIB dan selain itu di gunakan sebagai tempat untuk mengadakan doa jalan salib dan doa doa lainnya.

VISI DAN MISI PAROKI MARIA FATIMA BANGKALAN

VISI PAROKI MARIA FATIMA BANGKALAN

Persekutuan Umat Allah yang dewasa dan bertanggung jawab serta setia dalam iman, sehingga menjadi berkat bagi sesama dan dunia.

MISI PAROKI MARIA FATIMA BANGKALAN

1. Perwujudan dan penguatan umat basis

2. Pendampingan kaum muda, remaka (Remaja Katolik), BIUD (Bina Iman Usia Dewasa)

3. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

4. Kaderisasi

5. Pembinaan Kehidupan Keluarga

6. Karya Pendidikan


7. Pelayanan Sosial.

SEJARAH SINGKAT GEREJA MARIA FATIMA BANGKALAN

1.                  Pertengahan 1949
Keluarga Yusuf Budiharto bersama dengan istrinya maryam suryani dan 3 orang putrinya datang dan menetap di kota bangkalan dan tinggal di kompleks rumah kapitan di depan kebon raja. Mereka sekeluarga sudah menganut agama Katholik, kecuali Bpk. Yusuf yang hanya simpatisan, Namun belum ada gereja Katholik sebagai tempat ibadah maupun pastor yang menetap di Bangkalan.
2.                  Awal Tahun 1950
Pertengahan tahun 1950 seorang pastor keturunan Belanda, Pastor Kramer berkunjung ke rumah keluarga Bpk. Yusuf untuk mencari kepastian apakah keluarga Yusuf merupakan keluarga Katholik. Minggu berikutnya Pastor Kramer,o.carm datang lagi untuk mempersembahkan misa, dan misa pun diadakan di rumah keluaga Yusuf yang merangkap pabrik rokok, dengan perlengkapan misa sederhana. Sejak saat itu Pastor Kramer yang merupakan pastor paroki Pamekasan datang setiap bulan untuk memimpin misa. Pada saat itu jumlah umat yang mengikuti misa tersebut dapat di hitung dengan jari, selain itu juga ada beberapa orang simpatisan. Walaupun jumlah mereka sedikit tetapi setiap pelaksanaan kegiatan gerejani berlangsung dengan semarak karena eratnya hubungan kekeluargaan di antara umat.
3.                  Tahun 1951- 1952
Selama lebih kurang satu tahun mengadakan misa di bangkalan, Pastor Kramer meningkatkan pelayanan misa dari sebulan sekali menjadi dua minggu sekali, Pada pertengahan tahun 1951, Uskuo Malang, Mgr A.E.Albers,Ocarm berkunjung ke keluarga Bpk.Yusuf. Bapak Uskup merestui untuk di adakan nya misa setiap dua minggu sekali yaitu Pastor Kramer. Sedangkan dua minggu sisanya akan di pimpin oleh pastor dari lawang yaitu pastor Sosrowardaja,O.carm. Tidak lama kemudian karena Pastor Kramer O.carm di gantikan oleh pastor Arc. Tedjapratama,O.carm sebagai pastor paroki Pamekasan yang baru, maka misa di Bangkalan di layani oleh pastor Tedjapratama dan pastor Sosrowardaja,O.carm.
Dengan adanya misa kudus setiap minggu di Bangkalan, Maka jumlah umat katholik di bangkalan makin bertambah, Umat tidak hanya dari bangkalan saja, tetapi juga berdatangan dari sepulu, Banyuates dan Batuporon. Sejak saat itu mulai di pikirkan untuk membangun Gedung Gereja katholik di bangkalan. Usaha untuk mengumpulkan dana pun dimulai, Dan pada tahun 1952 mulailah di pikirkan pula untuk  mendirikan sekolah katholik.
4.                  Tahun 1951- 1952
Hasil pengumpulan dana tahun 1951- 1952 ternyata membuahkan hasil, yang dengan berhasil di belinya sebuah rumah bekas pasbrik tenun di jalan sak-sak. Melihat keadaan gedung yang tidak cocok untuk dijadikan sebuah gereja, maka di dalam gedung itu dibuat dua ruang kelas satu kelas untuk Taman kanak-kanak dan satu kelas untuk SD.
Sekitar bulan juli 1953 di buka Sekolah Dasar Fatima, Sedangkan kegiatan pengumpulan dana untuk pendirian Gedung Gereja terus berlangsung sambil memperbaiki gedung tersebut untuk ruang sekolah. Maka pada tanggal 29 Juli 1953 diresmikan berdirinya Paroki dan Gerejanya di jalan sak-sak yang saat itu bernama jalan Letnan Maestu. Sejak saat itu umat katholik di paroki bangkalan semakin bertambah. Kegiatan gereja pada waktu itu lebih banyak terpusat pada pendidikan sekolah. Selain TK dan SD, Umat juga berhasil mendirikan SMP dan SMAK pada tahun 1961. Semula SMAK bertempat di kompleks gedung mulia milik Bpk. Ong Ban Hoo. Di tempat ini pula para guru tinggal.
5.                  Tahun-tahun berikutnya.
Kelangsungan sekolah ini tidak lepas dari semangat dan bantuan beberapa sponsor Bpk.Kho Tjwan Ing,Bpk. Lo Tjie Tjhing, Bpk The Tjhing Yang dan Bpk. Nyoo Tiang Tjie. Berkat ke empat orang inilah meraka membeli sebidang tanah seluas satu hektar milik Bpk. Tan siek Tjie di kranan dan kemudian dilanjutkan pembangunan gedung sekolahnya.
Dalam perkembangan selanjutnya SMAK ditutup, bukan saja karena masalah financial tetapi juga karena peraturan pemerintah yang mengharuskan adanya siswa pribumi sekian persen. Pada saat itu hingga sekarang, sekolah katholik sungguh menghadirkan gereja di masyarakat, sehingga eksistensi Gereja Katholik diakui dan dihargai oleh masyarakat melalui sekolah katholik.
6.                  Pembangunan Gereja
Pernah suatu waktu gereja dan tempat tinggal pastor boleh dikatakan menjadi satu. Pastoran mengalami pembangunan pertama waktu Romo Ath.Soebonokamdi,Pr. Menjabat sebagai pastor paroki bangkalan. Kemudian pernah suatu waktu diadakan pembangunan dan rumah pastor dipindah dekat sungai. Dan pada pembangunan berikutnya dipindah ke sebelah timur gereja dan sampai saat ini berada disana.
Tambah tahun jumlah umat katholik di Bangkalan semakin bertambah sementara itu gedung gereja tidak bertambah luas. Terlebih pada hari-hari Raya Natal dan Paskah harus di pasang tenda di halaman Gereja. Umat semakin merasakan kebutuhan Gedung gereja yang lebih luas. Lalu timbullah keinginan di antara umat untuk mendirikan gereja yang lebih luas sehingga umat dapat dengan lebih khidmat melaksanakan ibadahnya di gereja. Umat sudah lama merindukan gereja yang lebih layak, sebab selama ini seperti sebuah gudang saja. Keinginan itu bertambah kuat, Lalu terbentuklah panitia Pembangunan Gereja pada tanggal 30 Juli 1993. Pengurusnya telah dua kali mengalami perubahan karena masa kerjanya yang telah habis. Untuk mendukung pengumpulan dana pembangunan gereja , diadakanlah kegiatan Arisan Gotong Royong diantara umat.
Setelah beberapa tahun dana sudah mulai terkumpul dan siap untuk memulai pembangunan gereja. Tetapi karena situasi politik dan keamanan yang tidak memungkinkan, maka pelaksanaan pembangunan ditunda. Sementara itu setiap Perayaan Ekaristi setiap hari sabtu dan minggu, Umat selalu berdoa untuk pembangunan Gereja mereka.
Setelah situasi di masyarakat memungkinkan , mereka pun berani memulai pembangunan dengan terlebih dulu menyerahkan kedudukan ketua panitia pembangunan gereja dari Bpk. FX. Janto I Kusumah yang meninggal dunia kepada Bpk. Vincentius Hartono.
Pelaksanaan pembangunan gereja di mulai dengan peletakan batu pertama oleh Bpk. Uskup Malang, Mgr. H.J.S Pandoyoputro.O.carm pada tanggak 17 maret 2002. Sejak itu umat semakin bersemangat dan sumbangan dari umat mulai mengalir baik dari umat yang berada di Bangkalan maupun umat yang telah pindah kota, selain itu juga ada banyak orang yang bukan umat Paroki Bangkalan ikut menjadi donatur untuk membantu pembangunan ini. Ada yang menyumbang salib, patung, mozaik jalan salib, altar dan mimbar dll. Yang mengesankan selama pembangunan menjelang Natal 2002 atap gedung yang baru sudah di tertutup dengan genteng, namun tembok baru sebagian dan misa Natal pun berlangsung di gedung gereja yang masih di bangun itu. Begitu juga untuk misa Paskah tahun 2003 dan Natal 2003 dan Paskah 2004 betempat di gedung gereja yang masih dalam proses pembangunan.
Puji Tuhan, pembangunan berjalan lancar, untuk itu kami tidak lupa berterimakasih kepada masyarakat sekitar gereja yang mendukung pembangunan gereja kami. Ini merupakan suatu tanda adanya kebersamaan dan persaudaraan yang baik antara gereja dengan masyarakat sekitar.

Dan akhirnya hari yang dinanti-nantikan tiba, yaitu Peresmian dan Pemberkatan Gedung Gereja pada tanggal 29 Agustus 2004. Semoga dengan adanya Gedung Gereja baru yang megah dan indah, tumbuh pula semangat, iman dan kasih dalam diri umat paroki “ MARIA FATIMA” Bangkalan dalam membangun persaudaraan, bukan hanya di antara sesama umat Katholik, tetapi juga persaudaraan lintas agama di Bangkalan ini.

PROFIL GEREJA KATOLIK MARIA FATIMA


Lokasi : Jl.Letnan Mestu 13
               Po Box 13 69101 Bangkalan.
Telp : (031) 3095289
Luas Tanah Gereja : 2.288 Meter Persegi
Perijinan IMB No.648.1/118/443.115/2000
Nama Paroki: St. Perawan Maria dari Fatima Bangkalan
Nama Pelindung : St. Perawan Maria dari Fatima
Pesta Nama : Tgl 13 Oktober
Romo Paroki : RD. Yohanes Triyana